Narasumber dr Tanti Tanagi Tolohula, Sp.THT-KL yang juga menjabat sebagai Ketua PD Salimah Kabupaten Gorontalo menekankan pentingnya mengenali berbagai gangguan THT yang kerap dianggap sepele namun bisa menyebabkan kerusakan permanen bila tidak ditangani dengan benar.
“Kebisingan menjadi salah satu penyebab gangguan pendengaran yang dapat dicegah. Zona aman berada di bawah 80 desibel. Gunakan prinsip rule of 60, yaitu mendengarkan musik selama 60 menit dengan volume maksimal 60 persen,” ujarnya.
Ia juga menyarankan penggunaan earplug, earmuff, atau helm di lingkungan bising.
Terkait mimisan, Tanti menegaskan bahwa posisi kepala mendongak saat mimisan justru berbahaya. “Tekan hidung luar selama 10 menit sambil menunduk sedikit. Bila ingin menggunakan daun sirih, pastikan bersih,” jelasnya.
Ia juga meluruskan kesalahpahaman tentang kotoran telinga (serumen). Menurutnya, serumen memiliki fungsi alami menjaga kelembapan dan melindungi telinga. “Tidak perlu dikorek. Allah telah menciptakan mekanisme pembersihan alami,” tambahnya.
Kasus benda asing di hidung dan telinga, terutama pada anak-anak, juga mendapat perhatian. Ia mengingatkan agar orang tua mewaspadai benda kecil seperti baterai mainan yang bisa menyebabkan kerusakan serius hanya dalam empat jam. Bila serangga masuk ke telinga, disarankan meneteskan minyak kelapa murni, bukan minyak gosok.
Seminar yang dimoderatori Yayu Arifin ini berlangsung interaktif dan sarat edukasi bagi sekitar 100 peserta.
Melalui kegiatan ini, PW Salimah Gorontalo berharap masyarakat semakin memahami pentingnya menjaga kesehatan THT serta tidak mudah percaya pada mitos yang belum terbukti secara medis.