Demikian disampaikan oleh Ketua II Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (PP Salimah) dalam Humas Coaching Class pada Ahad (21/9).
“Dengan memanfaatkan medsos secara efektif, organisasi semakin dikenal orang atau lembaga lain sehingga meningkatkan minat kerjasama. Masyarakat yang puas akan meningkatkan loyalitas dan mendukung gerakan kebaikan,” ujarnya.
Punggawa medsos yang digawangi humas, kata Unggul, punya peran yang sangat penting. Sebab, sebanyak apapun program jika tidak diekspos maka tidak banyak yang tahu.
“Memang tugas humas 24 jam. Sejak sebelum acara dimulai, ketika acara sedang berlangsung hingga setelah acara selesai, humas masih berkerja. Amalnya panjang. Semoga mendatangkan kebaikan bagi diri, organisasi, dan masyarakat,” katanya.
Unggul menambahkan, berita-berita Salimah harus disampaikan dengan cepat, relevan, dan menarik. Itu sebabnya medsos menjadi krusial karena bisa meningkatkan hubungan organisasi dengan konsumen/anggota serta meningkatkan hubungan secara lebih personal dan intens dengan anggota.
Menyinggung tema “FYP Uncovered: Strategi Konten yang Berhasil”, Unggul mengatakan bahwa trend masyarakat saat ini malas membaca tulisan panjang. Maka menjadi tantangan bagi humas untuk membuat berita singkat, relevan, dan menarik sehingga misi mengangkat program dan layanan sampai di masyarakat.
“Program yang diviralkan oleh humas akan membesarkan organisasi. Ketika masyarakat memberi pengakuan pada Salimah, akan mendatangkan keberkahan yang semakin luas,” pungkasnya.
Humas Coaching Class ke-2 Tahun 2025 ini menghadirkan seorang konten kreator muda, Muhammad Azman. Lulusan cumlaude IPB bersama istri telah memiliki lebih dari 9 juta followers dan sedang mengelola Konten Kreator Academy.
“Indonesia ini unik. Perbandingan populasi dengan pengguna medsos jauh. Sosmed user 49% dari total populasi, dengan 64% di antaranya berusia 18 tahun ke atas,” ujar Azman membuka data.
Data lain menunjukkan, alasan paling tinggi orang Indonesia menggunakan medsos adalah mengisi waktu luang alias gabut. Perputaran ekonomi di sini sangat besar. Orang Indonesia paling banyak menghabiskan waktu di tiktok. Sebab, di tiktok orang bisa melakukan pencarian berdasarkan nama pengguna dan isi konten. Sedangkan di instagram hanya menyediakan pencarian nama. Durasi video yang hanya 1 menit juga lebih menarik orang untuk menonton dibanding video panjang di youtube.
Pengusaha muda ini kemudian mengingatkan agar setiap membuat konten, pastikan ada nilai agar orang mau follow dan berikan keunikan agar konten menjadi viral. Bagi pemula dengan pengikut 0 hingga 50K, gunakan strategi dengan cara memperkuat value and uniqueness, konten lebih spesifik, memperkecil sharing kehidupan pribadi, angkat isu yang ramai sambil mencari opini, serta aktif posting dan berinteraksi.
Pada masa uji coba, Azman menganjurkan tips sebagai berikut:
1. Konsisten dalam mebuat konten yang sejenis dan jangan berubah-ubah.
2. Analisis setiap variabel dan struktur konten: ide, skrip, style editing, hook, captions, jam posting, alur cerita, arus medsos, dll
3. Ajak kenalan algoritma: posting di jam yang sama, bentuk pola
4. Perkuat value dan uniqueness dengan pengulangan: pastikan keduanya masuk di dalam setiap konten
5. Ulangi konten yang paling viral
Selanjutnya, imbuh Azman, ubah konten jadi branding. Caranya dengan konsisten membuat konten, konsisten dalam menyampaikan nilai, konsisten secara visual (tampilan profile sampai teknis), serta konsisten dengan segala aspek yang digunakan dalam konten.
“Viral tergantung pada durasi orang menonton. Semakin lama orang nonton video kita, maka algoritma akan semakin cinta. Video akan dilempar ke lebih banyak orang karena basis kerja algoritma saat ini adalah rekomendasi. maka jumlah pengikut tidak menentukan. Artinya, siapa pun bisa viral asal tau caranya, bahkan kalau pengikut masih 0,” jelasnya.