Likuifaksi Tenggelamkan Karun Beserta Hartanya

by -2486 Views

Likuifaksi atau berubahnya tanah menjadi seperti cair sehingga menenggelamkan benda benda di atasnya, menjadi hal paling menarik di gempa Palu dan Donggala sepanjang bulan Oktober 2018. Menurut pantauan citra satelit, lebih dari 200 hektar tanah di Sigi, Palu telah menenggelamkan apa pun di atasnya.

Peristiwa tersebut mengingatkan saya kisah Karun dan hartanya yang tenggelam ke dalam bumi.Kisahnya bisa dibaca dalam Kitab Suci Al Qur’an surat Al Qashash ayat 81. Allah berfirman, “Maka Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi …”. Lenyapnya Qarun beserta hartanya yang banyak menjadi masyhur sebagai “Harta Karun” yang menjadi sebutan untuk harta yang terpendam ke dalam bumi. Hingga kini kisah perburuan harta karun selalu menjadi kisah misteri yang diminati.

Mengapa Karun sampai ditenggelamkan Tuhan ?
Kisah Qarun ini terabadikan dalam Al Qur’an Surat Al Qashash ayat 76 – 82. Karun adalah orang terkaya di dunia yang hidup di zaman Nabi Musa AS. Qarun merupakan anak dari Yashar, paman Nabi Musa. Awalnya Karun adalah orang miskin, lalu dia minta doa kepada Nabi Musa agar menjadi kaya. Nabi Musa pun mendoakannya agar banyak harta. Berkah doa Nabi Musa, Karun menjadi gigih berusaha dan dianugerahi harta yang berlimpah-limpah, yang tersimpan di banyak gudang dan kunci-kuncinya sangat berat dipikul.

Nabi Musa dan orang-orang Saleh sudah mengingatkan agar Karun tidak lupa diri jangan berlaku zalim. Karun juga diminta untuk berbuat baik dan membagikan sebagian hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan serta mengingatkan bahwa hartanya merupakan pemberian Allah SWT. Namun dia tidak mengindahkan peringatan Nabi Musa, malah berkata ,”Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku,” demikian kata Qarun seperti tertuang dalam ayat 78 Surat Al Qashash.

Kekayaan membuatnya sombong dan aniyaya pada kaumnya. Dia sangat suka memamerkan kemewahan harta kekayaannya hingga menimbulan rasa iri orang-orang yang menghendaki dunia. Sampai-sampai, mereka berharap bisa seperti Karun, bergelimang harta. Gila harta telah meracuni jiwa kaumnya. Hingga kaumnya berkata,”Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.(QS 28: 79).

Karena kesombongannya telah melampaui batas, maka Allah mengazabnya. Terjadi gempa bumi dahsyat membuat tanah merekah, mencair dan menelan Karun beserta seluruh harta dan kaum disekelilingnya hingga lenyap tertelan bumi. “Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS 28 :81).

Saat tenggelamnya Karun beserta hartanya tak ada yang dapat menolong dan diselamatkan. Bencana gempa disertai likuifaksi sungguh sangat menakutkan karena tidak memberikan bekas keberadaan korban, lenyap tertelan bumi. Peristiwa ini sama persis dengan apa yang terjadi pada gempa di Palu yang berdampak satu desa beserta ribuan penduduknya tenggelam ke dalam bumi tanpa bekas.

Sejumlah riwayat menyebut lokasi Qarun tenggelam ada di daerah Al Fayyum. Jaraknya sekitar 90 kilometer dari Kairo, Mesir. Di daerah itu ada danau yang dikenal dengan nama Bahirah Qarun sepanjang 30 km dengan lebar 10 km. Kedalaman danau itu sekitar 30 sampai 40 meter. Danau itu dipercaya sebagai titik tenggelamnya Karun saat gempa besar terjadi. Seorang peneliti, Rusydi Al Badrawy dalam bukunya Qashash Al Anbiya’ wa At Tarikh, menyatakan sejumlah pakar geologi Eropa pernah meneliti danau tersebut, menyimpulkan pernah ada gempa dahsyat melanda Al Fayyum. Lokasi tepatnya di bagian selatan Bahirah Qarun.

Allah menyebut tenggelamnya Karun sebagai azab. Namun di balik azab Allah ada kasih sayang Nya bagi yang kaum yang selamat. Allah memberikan hidayah pada mereka yang tidak tenggelam untuk kembali (taubat) kepada Allah, menyadari berlimpahnya rezeki adalah karunia dari Allah, sempitnya rezeki juga karunia Nya, hingga mampu mensyukuri berapapun harta yang didapat sebagai nikmat rezeki dari Allah . Silahkan baca ayat ke 82 nya : Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)”.

Berita gempa Palu sudah mereda, Desa Sigi dan Petobo yang tenggelam akan ditetapkan pemerintah sebagai situs sejarah untuk mengingatkan manusia bahwa ada ribuan manusia yang lenyap tenggelam seketika tanpa bisa menyelamatkan diri.

Kematian datang tanpa memberi salam, semoga Allah anugerahkan kita hidayah untuk selalu memperbaiki diri dan mensyukuri nikmat Allah, hingga kapanpun Allah panggil kita sedang berada dalam usaha perbaikan diri.

~Ummi Iin~