Sebagai bagian dari Rakyat Indonesia, semalam saat mendengar kabar duka dari media tentang wafatnya seseorang yang saya kenal dari jauh, namun di pikiran dan hati sebagai rakyat merasa berduka sangat mendalam, hingga menganggap perlu menorehkan isi hati yang pilu.
Rabu malam, 11 September 2019, Bangsa dan Rakyat Indonesia telah kehilangan Presiden Ketiga Republik Indonesia, Prof.Dr.Ir.BJ.Habibie
Almarhum… bukan sekedar Pemimpin yang pernah menjadi orang nomor satu di negeri ini, namun kenangan dan kebanggan pada beliau akan sosok ayah yang beriman kepada Allah Ta’ala, rajin membaca Al Qur’an, berhasil mendidik puteranya dengan baik, sekaligus suami yang bertanggung jawab dalam keluarga.
Memilih pendamping hidup wanita shalihah yang juga senang membaca Al Qur’an. Sosok isteri yang setia sekaligus ibu yang baik bagi anak dan bakti pada negerinya.
Terlahir dari ibu yang bisa diteladani supaya belajar sepanjang hayat, ayah yang rajin beribadah, banyak sujud dan ruku’ kepada Robbnya hingga maut menjemputnya.
Saya mencoba mengambil hikmah dari keluarga almarhum bahwa keberhasilan dan berprestasi, berkeahlian dalam ilmu dan teknologi hingga menjadi kebanggaan bagi Republik Indonesia, bahkan dunia mengenal dan mengenang jasa dan ilmunya. Hal ini diraih atas dasar keimanan yang kokoh di hati, taat dan rajin beribadah kepada-Nya, bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan berakhlak mulia.
Sungguh, keberuntungan di dunia dan di akhirat akan bisa diraih, ketika setiap diri melaksanakan seruan-Nya, “wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah dan sembahlah Tuhanmu serta berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung,” (Qs.al Hajj:77)
Selamat jalan Bapak BJ.Habibie, teriring do’a… semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya. Semoga generasi negeri ini bisa mencontoh kepemimpinan, ketokohan, keilmuan, keluhuran budi dan kebaikan hatinya.
Siti Faizah