Oleh: Etty Praktiknyowati
Ketua Umum Salimah
يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ
ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Hai jiwa yang tenang
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
(QS al Fajr: 27-28)
Peristiwa kematian seseorang adalah pelajaran penting tentang bagaimana kualitas akhir kehidupannya ketika menghadap Allah sang pencipta.
Ada seorang ibu meninggal dunia di bulan Ramadhan setelah sakit perut. Suami yang sangat mencintainya kemudian meridhoi beliau. Masya Allah! Ini tanda ibu tersebut husnul khotimah.
Kemudian kami melakukan tracing terhadap almarhumah. Bak kata pepatah, barangsiapa menanam dia akan menuai. Ternyata beliau adalah seseorang yang memulai kehidupan dari pukul dua pagi. Setelah sholat, menyiapkan sarapan untuk keluarga, berangkat mengajar, pulang pukul empat sore, lanjut melayani keluarga. Begitu seterusnya.
Almarhumah adalah orang yang memiliki jiwa melayani, baik terhadap sanak keluarga maupun karib kerabat. Beliau selalu senyum dan tertawa walaupun pastinya letih. Inilah kehidupan yang diridhoi Allah, kehidupan yang mengantarkan pada husnul khotimah. Dan betapa urgen ridho suami bagi seorang istri.
Dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perempuan mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.”
(HR Tirmidzi, Ibnu Majah).
Salimah sangat peduli terhadap kualitas kehidupan seseorang hingga pada kualitas akhir kehidupannya.
Gagasan Salimah memunculkan Sekolah Lansia Salimah adalah untuk membantu para lansia menuju husnul khotimah. Insya Allah.