Jakarta (18/2) – Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (PP Salimah) menggelar peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW secara online pada Sabtu (18/2). Acara yang dilaksanakan melalui zoom meeting diikuti oleh lebih dari 720 pengurus dan anggota Salimah seluruh Indonesia.
Ketua Umum Salimah, Etty Praktiknyowati, menyampaikan pentingnya peristiwa Isra Mi’raj sebagai momen diwajibkan solat bagi umat Islam.
“Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari solat yang dijalankan umat Islam sehari-hari. Artinya, solat adalah mi’rajnya orang-orang beriman,” ujarnya.
Etty juga mengatakan, amanah Rasulullah SAW untuk menegakkan solat pada dasarnya merupakan simbol yang mengajarkan prinsip kehidupan yang didasari pada dua pola hubungan. Kedua pola itu adalah hubungan antara hamba dengan Tuhan dan hubungan antara manusia dengan sesamanya. Ini terlihat dari dimulainya solat dengan takbiratul ihram yang berisi pengagungan terhadap Tuhan, diakhiri dengan salam yang ditujukan untuk sesama makhluk Allah.
Peringatan Isra Mi’raj kali ini menampilkan Ustadzah Nurhamidah sebagai pembicara. Dalam tausiyahnya, Ustadzah Nurhamidah yang baru saja meraih gelar Doktor dari Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) Jakarta mengajak peserta mengambil pelajaran dari peristiwa Isra Mi’raj untuk diterapkan dalam kehidupan.
“Ketika kita menangkap peristiwa Isra Mi’raj dengan bashirah (hati), banyak sekali hikmah dan pesan yang Rasulullah SAW ingin untuk kita lanjutkan. Setiap tahun kita mengenang Isra Mi’raj tidak sekedar sebagai sebuah cerita. Kita menginginkan keberkahan darinya sehingga amal kebaikan kita makin bertambah,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan, rangkaian yang dilalui Rasulullah pada Isra Mi’raj dapat dialami pula oleh umat Islam dalam bentuk yang berbeda. Misalnya, Rasulullah yang mulia dalam perjalanan ke langit diperkenalkan oleh Malaikat Jibril kepada penduduk langit. Maka umat Islam pun bisa mulia dan viral di langit. Dijelaskan di dalam hadits qudsi bahwa seseorang yang dicintai Allah akan disebut namanya di depan Malaikat Jibril. Lalu Jibril akan menyebut nama orang tersebut di hadapan malaikat-malaikat lain sehingga ia terkenal dan didoakan oleh para malaikat.
“Kemudian dalam Isra Mi’raj Rasulullah berdialog langsung dengan Allah. Hal ini juga terjadi ketika kita solat. Pada saat membaca Surat Al Fatihah, Allah menjawab ucapan kita,” imbuh Nurhamidah.
Pelajaran lain dari Isra Mi’raj adalah tentang kota-kota yang dilalui oleh Nabi seperti Mekah, Madinah, Mesir, dan Palestina. Yang sangat penting juga adalah Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha.
“Umat Nabi Muhammad SAW adalah pewaris dan penjaga kedua tempat suci tersebut. Hal ini sesuai dengan QS 17 ayat 1. Allah Maha Melihat kontribusi kita.” Demikian ia mengingatkan.
Di akhir tausiyah, Ustadzah Nurhamidah berpesan agar para orang tua, khususnya ibu, untuk mempersiapkan generasi pewaris yang berkarakter sesuai QS Al Ahqaf ayat 15.
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”
Berdasarkan ayat tersebut, ada 5 tanda kesuksesan generasi pewaris; yaitu syukur, bakti, produktif, estafet, dan taubat.