Mencontoh Kepemimpinan Rasulullah dalam Berorganisasi

by -178 Views

Surabaya (28/2) – Kepemimpinan yang baik dalam suatu organisasi diperlukan agar tujuan dan visi misinya dapat terwujud. Untuk itu, Persaudaraan Muslimah (Salimah) mengambil contoh dari Rasulullah SAW yang merupakan pemimpin terbaik sepanjang sejarah umat manusia.

Hal tersebut dikupas dalam Pelatihan Kepemipinan Pengurus Salimah (PKPS) 3 yang diselenggarakan pada Sabtu (24/2). 61 pengurus Pimpinan Daerah (PD) Salimah se-Jawa Timur belajar tentang pengambilan keputusan dan kepemimpinan situasional.

Materi pertama yaitu Pengambilan Keputusan (Decision Making) disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Salimah Jatim, Yanti Robiyana.

“Banyak faktor yang mempengaruhi cara seseorang dalam mengambil keputusan. Tentu harus dibedakan proses pengambilan keputusan pribadi dengan organisasi,” ujarnya.

Ia menjelaskan tentang sistem penilaian atau MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment) yang dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan. Penggunaan alat ukur tersebut dapat membantu mengurangi subyektifitas sehingga penilaian menjadi lebih obyektif.

Dalam memimpin sekelompok orang perlu kemampuan mendiagnosa potensi anggotanya. Hal ini ditekankan oleh pemateri kedua, Rio Purboyo yang merupakan Direktur PT. Inalead.

“Memperlakukan manusia sebaiknya berdasarkan kompetensi dan komitmennya. Menghadapi anggota yang belum berpengalaman pasti berbeda dengan anggota yang telah memiki keterampilan. Penting sekali bagi pemimpin untuk memohon kepada Allah petunjuk agar dapat mendiagnosa keahlian anggotanya.” Demikian Rio menyampaikan.

Dijelaskan pula bahwa seorang pemimpin tak layak untuk memerintah saja sementara dirinya sendiri tidak memiliki kontribusi dalam tim.

Dalam pelatihan ini dibahas tentang contoh dari Rasulullah SAW. Kepemimpinan beliau disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi.

Berikut beberapa tipe kepemimpinan situasional Rasulullah:

  1. Otoriter: tegas. Sifatnya memberi perintah langsung. Hal ini diperlukan jika menghadapi anggota yang belum memiliki pengalaman.
  2. Pendelegasian. Anggota yang telah nampak potensi dan keahliannya diberi penugasan khusus. Contohnya pada waktu mengirim Mush’ab bin Umair untuk berdakwah di Madinah.
  3. Partisipatif/musyawarah. Pemimpin melibatkan anggotanya dalam pengambilan keputusan. Contohnya pada peristiwa perang Uhud dan perang Khandaq.

Acara diwarnai dengan permainan, simulasi dan diskusi yang berlangsung seru. Dipandu oleh Rio, peserta semakin memahami makna dari kepemimpinan situasional yang dicontohkan oleh Rasulullah. Diharapkan seluruh peserta dapat menerapkannya dalam berorganisasi dan beramal shalih bersama Salimah.