Konseling Pernikahan (Bagian 1)

by -39 Views

Usia Pernikahan 5 tahun pertama)
Kuterima engkau dengan Hamdalah

Penulis: Ummi Khairiah, M. Psi, Psikolog
Dept Pendidikan dan Pelatihan PW Salimah Sumut

Setelah menjalani pernikahan, mulai tahun pertama biasanya sudah mulai menemukan kekurangan pasangannya. Seperti pemarah, tidak pandai mengurus rumah, baperan, kekanak-kanakan atau dominan. Ada yang dirasa mengganggu ada yang dirasa biasa saja. Jika dirasa mengganggu maka perlu dicari jalan keluarnya, seperti pembahasan berikut ini.

Sebagai wujud komitmen pernikahan, seperti apapun sifat pasangan selayaknya akan di terima. Penerimaan ini akan menjadi pupuk rasa syukur atas nikmat pernikahan, hingga yang terucap adalah “kuterima engkau dengan Hamdalah“. Namun bagaimana menerima kekurangan pasangan agar menjadi hamdalah?

Ada 5 tahapan yang bisa dilakuakan agar kekurangan pasangan menjadi Hamdalah.

Pertama, Seleksi kekurangannya. Pilihlah satu atau dua kekurangan yang paling menjadi perhatian, tidak boleh memborong banyak kekurangan dan menjadikannya masalah, apalagi cari-cari kekurangan. Hal ini selayaknya tidak terjadi karena pernikahan terlaksana karena kita melihat kelebihan yang ada padanya sebelum memilihnya.

Kedua, observasi atau cari tau penyebabnya. Dimulai dari pertanyaan mengapa pasangan anda bertingkah seperti itu. Cari tau dengan mendalam dan bersikaplah objektif/netral. Dengan bersikap netral kita akan terhindari dari membandingkan atau bahkan membenarkan.

Ketiga, Instropeksi diri. Setiap sebab selalu ada akibatnya. Coba nilai diri anda apakah selama ini sudah memenuhi tanggung jawab. Lalu kaitkan dengan kekurangan istri, jika ada kaitannya maka segera perbaiki diri. Salah satu cara mengaitkan diri kita adalah dengan “menjadi dirinya”, coba kalau kita diposisinya.

Keempat, Mencari solusi. Setelah mengetahui apa yang menyebabkan kekurangan pasangan kita. Carilah jalan keluar dari masalah ini. Salah satu fungsi pasangan adalah membantu pasangannya. Solusi tidak selamanya menjadi hal besar, terkadang hanya butuh kesederhanaan dan mudah sekali. Contohnya istri yang dominan, setelah diselidiki ternyata masalahnya karena ia kurang percaya pada kesetiaan suaminya dan tidak nyaman dengan (insecure) karena pernikahan orangtuanya berisi perselingkuhan. Jika ini alurnya maka solusinya adalah memberikan perhatian pada istri dan komunikasikan bahwa anda adalah pasangan yang setia.

Kelima, Narasi. Hubungan yang baik salah satunya ditandai dengan keterbukaan. Untuk itu sampaikan dengan baik (assertif) kepada pasangan tentang kekurangannya yang dirasa mengganggu. Mengatakan hal ini perlu kemampuan “Narasi” yang baik. Hindari menyudutkan, membandingkan dan menuntut terlalu banuak. Lalu ajaklah pasangan anda untuk sama-sama menjalankan solusinya.

Hanya dengan 5 tahapan ini : Seleksi, Observasi, Solusi, Instropeksi dan Narasi, kekurangan pasangan insyaAllah akan menjadi hamdalah.