Ketua PW Salimah Sulsel menjadi Narasumber di Forum Mushida

by -261 Views

Makassar (16/1) – PW Mushida Sulsel menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) di Swisbel Court pada Sabtu (13/1). Rakerwil diikuti oleh pengurus DPW Hidayatullah Sulsel, PW Mushida Sulsel, PD Mushida Kab/Kota, serta pengurus organisasi perempuan Salimah, Aisyiah, Fokus, dan BMIWI. Rakerwil tersebut mengusung tema “Konsolidasi Jati Diri, Organisasi, dan Wawasan Demi Terwujudnya Standarisasi, Sentralisasi dan Integritas Sistemik”.

Miftahu Sa’ada Majelis Murabbiyah menyampaikan bahwa dalam organisasi ada satu hal yang paling penting agar program-program bisa terlaksana dengan baik, yaitu Ta’liful Qulub atau keterikatan hati. Jika ini terjadi, maka akan terbangun sinergitas yang luar biasa, baik anatara internal muslimat hidayatullah maupun eksternal.

Ketua PW Muslimat Hidayatullah Sulsel, Rahmatia ZR, mengatakan akan mewujudkan aksi nyata melalui konsolidasi jati diri untuk seluruh kader Mushida di seluruh Sulsel.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah Hidayatullah Sulawesi Selatan, Ustadz Nasri Bukhari, menyampaikan jika konsolidasi ini adalah bentuk penguatan secara internal dan juga terciptanya integritas secara eksternal agar terwujud kedamaian dan kesetaraan sehingga terbangun tatanan masyarakat dan peradaban Islam.

Dewan Penasihat BKTM Sulsel yang juga Anggota DPRD Provinsi, Meity Rahmatia, menyampaikan dengan terselanggaranya kegiatan seperti ini diharapkan kedepannya mampu menjadi penguatan khususnya dalam ketahanan keluarga yang diselenggarakan dalam bentuk talkshow. Kebutuhan bukan hanya sebatas rumah, tapi lebih dari itu, pada tiap aspek kehidupan hingga negara dan agama.

Jayadi Nas hadir sebagai staf ahli kesejahteraan rakyat mewakili gubernur sekaligus membuka acara pagi itu.

Pada rakerwil tersebut juga diadakan talkshow. Salah satu pembicaranya adalah Ketua PW Salimah Sulsel, Aisyah Ilyas.

Aisyah Ilyas memaparkan, untuk menghasilkan keluarga yang berkualitas maka masyarakat harus terlibat dengan pemerintah. Sebab keluarga menjadi bagian dari pemerintah, karena keluarga merupakan konsep masyarakat terkecil. Keluarga dianggap kuat apabila memenuhi beberapa faktor, diantaranya ketahanan pangan, ketahanan sosial, dan ketahanan psikologis.

Kontributor : Eka Humas Sulsel