Salon Muslimah, Solusi Me Time untuk Perempuan

by -293 Views

Me time berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah waktu untuk diri sendiri. Menurut Collins Dictionary, me time adalah waktu yang diluangkan oleh seseorang untuk dirinya sendiri dan melakukan hal-hal untuk menyenangkan dirinya.

Melakukan me time di sela kesibukan mengurus keluarga dan pekerjaan bagi seorang perempuan adalah sebuah kebutuhan. Me Time bisa membantu diri terbebas dari gangguan pikiran, sehingga tidur pun menjadi lebih berkualitas. Hingga akhirnya dapat meningkatkan kualitas keseimbangan hubungan dengan pasangan dan anak-anak.

Salah satu cara yang sangat disukai perempuan adalah me time di salon kecantikan. Merasakan layanan dan terbebas sejenak dari gangguan rutinitas adalah hal yang dicari saat me time di salon.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Yunita, pemilik salon muslimah Amira. Walau saat ini banyak produk kecantikan dijual online dan tutorial perawatan diri berseliweran di media sosial, tetap saja jasa layanan salon dibutuhkan. Pasalnya, ada perawatan diri yang memerlukan bantuan orang lain untuk mendapatkan hasil maksimal seperti creambath, totok wajah, dan massage.

Yunita yang mendirikan salon muslimah Amira di tahun 2009 dan berlokasi di Depok ini, sangat yakin akan prospek bisnis salon muslimah di masa yang akan datang. Terbukti ia dan rekannya sudah memiliki 11 cabang dan 3 kemitraan saat ini.

Amira yang memiliki arti putri yang cantik, senantiasa berupaya meningkatkan kualitas dengan memberikan pelatihan skill kepada para karyawan, meningkatkan ruhiyah mereka dengan pengajian rutin, agar memiliki perilaku yang baik. Karena salah satu kiat agar pelanggan selalu ingin kembali adalah ketika ia merasakan kenyamanan saat dilayani. Bukan saja dikarenakan oleh skill karyawan yang mumpuni, tetapi juga akhlak yang baik.

Dalam mencari karyawan maupun mitra usaha, Yunita sangat mengedepankan kesamaan visi misi. Pernah ia mendapatkan seorang pelamar yang mengaku mualaf dan sangat berminat untuk bekerja di Amira. Namun karena ia tidak bisa memperlihatkan surat keterangan kemualafannya dan di KTP nya masih berstatus agama yang lama, walau katanya sedang diproses pergantian KTP, Yunita merasa enggan merekrutnya menjadi karyawan.

Dalam mendapatkan mitra juga demikian. Ketika mendapatkan seorang calon mitra muslimah yang belum menutup aurat dengan sempurna, Yunita kurang berkenan untuk menjalin kerjasama.

Dalam mengembangkan usaha, mengambil alih salon yang hampir tutup, juga pernah dilakukan. Ini agar pekerja muslimah mendapatkan kesempatan kembali untuk berkarya tanpa harus berinteraksi dengan lawan jenis. Cukup banyak karyawan yang awal mulanya bekerja di salon umum. Karena kebutuhan ekonomi, mau tidak mau harus memegang tamu lelaki. Mereka merasa terbantu dengan dipekerjakan di salon khusus muslimah.

Usaha salon tidaklah sama dengan bisnis kuliner atau minuman. Di bulan-bulan pertama, produk bisa laris manis karena sedang trend/viral. Tapi setelah dua tiga tahun bisa ditinggalkan pelanggan karena muncul trend baru. Usaha salon tidak bisa seperti itu. Perlu waktu tahunan untuk membangun kepercayaan pelanggan.

Berkat terus menempa diri menambah skill dengan mengikuti pelatihan di lembaga, bergabung di komunitas pengusaha, rajin membuat promosi dan berbagi info di media sosial, membuat salon muslimah Amira semakin berkembang.

Bahkan karena jeli melihat kebutuhan masyarakat, lulusan sarjana sastra Inggris yang sudah suka merawat diri sejak SMP ini juga membuka cabang salon Amira tanpa embel-embel muslimah. Salon ini diperuntukkan untuk perempuan muslim dan non muslim.

Kini anak-anak perempuan juga mulai suka merawat diri sejak dini. Perawatan rambut cukup banyak disukai karena mereka suka aroma buah-buahan di produknya. Dengan bahan natural, anak TK hingga SD meramaikan pelanggan Amira. Bersama sang ibu, mereka merasakan pelayanan perawatan diri. Sebab mereka hidup di zaman yang penuh polusi dan mengkonsumsi aneka makanan yang penuh lemak sehingga sangat mempengaruhi kesehatan kulit tubuh.

Sementara para lansia lebih sering meminta layanan relaksasi untuk menghilangkan rasa lelah, dan pewarnaan rambut untuk yang mulai ubanan. Asyiknya lagi, Amira membuka jasa pelayanan untuk dipanggil ke rumah.

Kesibukan Yunita menjalankan usaha terbantu dengan anak-anaknya yang sudah besar. Amira memiliki admin khusus untuk menangani media sosial, dan salon cabang juga tidak harus didatangi setiap hari. Ini cukup membantu Yunita membagi waktu antara keluarga, usaha, dan dakwah.

Bagi yang ingin mengenal Amira lebih lanjut atau ingin membangun kemitraan, bisa melihat postingan di Instagram salonamira.official.

(Cerita UMKM bag.1 by Emy, Humas PW DKI)